KESEHATAN
merupakan modal terpenting di dalam membangun bangsa. Bisa dibayangkan, betapa
sulitnya melaksanakan berbagai program pembangunan jika para pelaksana teknis
pembangunan (dalam hal ini para pemuda) dalam kondisi yang tidak sehat.
Kesehatan itu sendiri meliputi dua komponen penting, yakni kesehatan psikis
(jiwa) dan kesehatan fisik (raga). Oleh karena itu, ke dua komponen kesehatan
ini harus diperhatikan dengan seksama sejak anak-anak masih berusia dini. Jiwa
generasi muda harus selalu diisi dengan nilai-nilai agama dan pendidikan.
Sementara tubuhnya, juga diisi dengan nutrisi yang baik agar dapat tumbuh
menjadi generasi muda yang kuat dan sehat.
67
tahun merdeka, jika kita lihat dengan seksama problematika kesehatan fisik
ternyata masih cukup banyak yang harus kita perbaiki. Contoh dengan munculnya
berita seputar balita dengan gizi buruk. Pola hidup masyarakat yang tidak
memperhatikan aspek kesehatan, khususnya kesehatan lingkungan (kesehatan
bersama). Banyak daerah-daerah pinggir kota yang tidak termasuk ke dalam
klasifikasi desa tertinggal karena jika dilihat di sekelilingnya berbagai
fasilitas publik dibangun dengan sangat baik, namun pola hidup masyarakatnya
masih jauh dari konsep kesehatan yang ideal. Misal dalam hal manajemen sampah
yang tidak dapat diurai oleh mikroba seperti halnya sampah plastik, yang
dibuang (ditumpuk) di lahan kosong yang berada di tengah-tengah pemukiman.
Padahal sampah plastik dan kaleng-kaleng bekas, merupakan tempat yang sangat
efektif untuk berkembangnya berbagai jenis nyamuk (nyamuk demam berdarah dll)
selain bau dan pemandangan yang tidak sedap yang dihasilkannya. Banyak
masyarakat kita yang salah kaprah dalam memahami sampah. Setiap pagi dan sore,
sampah daun dibersihkan dan dibakar. Padahal, sampah dedaunan dan ranting pohon
merupakan jenis sampah yang dapat diurai oleh mikroba dalam tempo waktu yang
cepat. Dedaunan yang jatuh di sekitar pohon, mengering dan membusuk secara
alamiah langsung dapat dimanfaatkan oleh pohon tersebut (sebagai pupuk
organik). Lucunya, masyarakat kita justru berusaha melenyapkan sampah organik
tersebut dengan alasan kebersihan dan estetika sementara sampah plastik dan
sampah-sampah tidak terurai lainnya justru “dilestarikan.”
Di
sini, diharapkan peran serta maksimal para pemuda untuk ikut menjaga kebersihan
lingkungannya khususnya dari penumpukan sampah-sampah yang tidak bersahabat
dengan alam. Para pemuda dapat membantu memberikan pengertian kepada masyarakat
untuk bersikap lebih bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah dari jenis
tersebut. Lebih teknis, melalui berbagai organisasi kepemudaan di tingkat
desa/dusun para pemuda dapat mengorganisir pengambilan sampah-sampah tersebut
dan kemudian sampah plastik/kaleng tersebut dapat dijual ke tempat daur ulang
sampah dan uang hasil penjualan sampah dapat digunakan untuk berbagai kegiatan
kepemudaan.
Untuk
itu, para pemuda khususnya harus melakukan berbagai upaya untuk menyadarkan
masyarakat yang masih menganut pola seperti ini agar dapat menghentikan
kebiasaan buruknya. Apabila kita teliti lebih jauh lagi, sebenarnya ada begitu
banyak peran-peran strategis para pemuda untuk membangun bangsa menjadi bangsa
yang sehat. Sebut saja misal dengan melakukan kampanye bagi para ibu muda untuk
memeriksakan anaknya secara berkala ke posyandu yang terdekat. Para pemuda juga
bisa mengorganisir anak-anak kecil untuk berlatih menjaga kesehatan giginya
setiap hari. Para pemuda juga dapat mengajak orang tua untuk lebih aktif dalam
menata lingkungannya, seperti mengatur letak peternakan terhadap pemukiman
warga termasuk menghimbau para orang tua yang memiliki hobi memelihara berbagai
unggas untuk benar-benar menjaga kebersihannya untuk mencegah penyebaran virus
flu burung misalnya. Dalam usia 67 tahun kemerdekaan ini, semoga bangsa kita
khususnya para generasi muda akan menjadi lebih sehat. Generasi muda yang sehat
akan menghasilkan bangsa yang kuat. Semoga terwujud demikian.
0 komentar:
Posting Komentar