“Esensi
ruh keberagaman yang ditampilkan kawan-kawan organisasi mahasiswa di DPD KNPI
Kota Palangka Raya mengarah pada tata cara hidup berdampingan dengan legitimasi
saling menyapa, saling mengerti dan saling memahami. Ini membukti kan tingkat
kesadaran kolektif organisasi-organisasi mahasiswa, kepemudaan dan komunitas
Palangka Raya telah mencapai entry point multikulturalisme. Satu hal
yang membuat kesadaran kolektif mereka terbangun karena adanya payung keutuhan
untuk memperkokoh identitas masing-masing unsur yang sedang hidup di kota yang
penuh debu”
Meski
organisasi-organisasi yang berhimpun di DPD KNPI Kota Palangka Raya mempunyai
latar belakang dan ideologi gerakan yang berbeda-beda, akan tetapi perbedaan
itu tidak kemudian memunculkan berbagai ketakutan seperti yang disebutkan oleh
Azyumardi Azra sebagai psikologi mayoritas dan minoritas, bahwa secara umum
kaum muda minoritas di mana pun memiliki psikologi tertentu yang pada dasarnya
menggambarkan ketakutan-ketakutan ketika berhadapan dengan kaum mayoritas di
lingkungan sekitar mereka. Akan tetapi pada persoalan ini, jika kawan-kawan
menyempatkan waktu singgah di sarang DPD KNPI Kota Palangka Raya makan tidak
akan menemukan adanya ketakutan-ketakutan psikologi menoritas-mayoritas antar
organisasi seperti yang diramalkan Azyumardi Azra.
Antropologi
Clifford Geetz pernah mengingatkan, bahwa kerukunan hanya akan terjadi ketika
setiap pemeluk agama tidak menonjolkan identitas agamanya. Itulah momen di mana
syahwat untuk memaksakan identitas tunduk pada hasrat kuat untuk rukun.
Pernyataan Geertz ini nyatanya mempunyai tangkapan analisis yang tidak berbeda
dengan pengalaman berbagai organisasi yang menyatu dengan DPD KNPI Kota
Palangka Raya. Karena jika kita ingin melihat momen harmonisasi ini terwujud
dalam realitas, tak perlu pergi jauh. Lihatlah kehidupan dan pergaulan
kawan-kawan organisasi dari berbagai latar belakang yang menyatukan visi di DPD
KNPI Kota Palangka Raya.
Masing-masing
organisasi tak pernah menunjukkan identitas simbolis dan memaksakan benderanya
berkibar di tempat ini. Keinginan arti multikulturalisme seperti yang
ditampilkan di DPD KNPI Kota Palangka Raya sangat mungkin akan terjadi
harmonisasi dalam hidup berdampingan bagi keberagaman agama, suku, etnis dan
golongan.
Andi
Wirahadi Kusuma, komitmen menjadikan DPD KNPI Kota Palangka Raya dibalik
apatisme kaum muda masih ada segelintir aktor intelektual muda yang berperan
mengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak populis.
Kultur
Ilmiah yang ingin dibangun oleh para pemuda Kota Palangka Raya mulai membara di
tengah mengakarnya apatisme kaum muda. Diskusi-diskusi kecil, santai ditemani
secangkir kopi dan sebatang rokok menambah suasana hangat, sehingga semua
persoalan keorganisasian dan kebangsaan diurai habis. Cara penyelesaian dan
menemukan persoalan yang di pakai kawan-kawan organisasi seperti terkesan
sederhana, namun tidak bisa dianggap remeh.
****
Artikel yang membangun bang... This is smart ! :D
BalasHapus@Alca Fera.. sip... terima kasih de :) *admin
BalasHapus